Friday, March 19, 2021

CERMIN SETAN


 

Sekilas cermin setan bentuknya hampir sama dengan cermin-cermin yang lain. Berbingkai ukiran pahatan yang indah  saja yang membedakannya. Cermin setan memantulkan  penampakan asli penunggu cermin ini setiap malam jumat kliwon. Cermin setan ini harus di cuci dengan tumbal darah manusia  dan orang yang memelihara cermin setan ini akan menjadi kaya bergelimang harta. Tapi jika lupa dan tidak di cuci oleh darah tumbal manusia maka “penunggu” cermin itu akan menjadikan pemilik cermin sebagai tumbal  berikutnya  atau anggota keluarga lain.

 

Malam itu aku tidak bisa tidur. Hari ini tepat malam jumat, waktuku memandikan cermin. Aku masih belum punya tumbal yang akan ku persembahkan untuk si penunggu cermin. “Aduh gimana ini ya…istriku yang masih belum pulang dari kegiatan arisan. Sedang ke tiga anak-anakku sedang berada di kamar mereka masing-masing” pikirku dalam-dalam.

Aku masih  berpikir keras malam itu. Terdengan suara “rudi…rudi..rudi …mana tumbalmu rudi …aku sudah ingin meminum darah manusia rudi….”

Aku kaget setengah mati, bingung mau menjawab apa. Tiba-tiba terlintas wajah rohima, pembantu baru rumahku.

“Ambillah jiwa rohima, puaskan dirimu “ jawabku ke penunggu cermin.

“Ha…ha..ha bagus …kamu akan mendapatkan harta yang lebih kaya dari ini ha..ha.. awas jangan lupa tumbalmu nanti yaa ha..ha ..ha”  ucap si penunggu.

Penunggu cermin setan itu, memang tak pernah menampakkan dirinya . Hanya suaranya saja yang membuatku merinding.

“Tolooong,..tolong den aduuuh aaah” teriak rohima pembantuku yang meminta tolong. Aku pura-pura tak mendengar teriakan rohima. Aku sangat takut. Ke tiga anakku juga tidak mendengar suara teriakan rohima. Malam itu mencekam sampai aku tertidur.

“Mas, ayo bangun…bangun mas .. rohima kesetrum listrik dan meninggal mas. Masak kamu ndak tahu teriakan rohima” tanya istriku.

“Aku tidak mendengar apa-apa, masih ngantuk nih” jawabku sebisanya .

“Ayo mas, panggil tetangga-tetangga kita kuburkan jasad rohima” perintah istriku.

Tanpa di komando lagi segera aku jalankan permintan istriku.

 

     Tepat jam 12 siang jenasah rohima telah terkubur. Para tetangga yang membantuku mengurus proses pemakamannya.

Aku istirahat di kamar tengah , sementara istriku masih sibuk menemani pelayat yang masih datang ke rumah. Aku melirik  cermin setan yang masih menggantung di tembok. “Kapan ini bisa berakhir, aku kasihan sama rohima, mungkin sekarang arwahnya jadi arwah penasaran karena ulahku. Maafin aku rohima” . (bersambung)

 

CERMIN SETAN

  Sekilas cermin setan bentuknya hampir sama dengan cermin-cermin yang lain. Berbingkai ukiran pahatan yang indah   saja yang membedakannya....